Historiografi Islam adalah penulisan sejarah yang dilakukan
oleh orang Islam baik kelompok maupun perorangan dari berbagai aliran dan
didalam masa tertentu. Tujuannya adalah untuk menunjukkan perkembangan konsep
sejarah baik di dalam pemikiran maupun di dalam pemikiran maupun di dalam
pendekatan ilmiah yang dilakukannya disertai dengan uraian mengenai
pertumbuhan, perkembangan dan kemunduran bentuk-bentuk ekspresi yang
dipergunakan dalam penyajian bahan-bahan sejarah. Kebanyakan karya-karya banyak
ditulis dalam bahasa Arab, namun banyak pula yang berbahasa lain seperti Persia
dan Turki.
A. Asal Mula Sejarah
a)
Historiografi
Islam terkait erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan agama Islam, dan
kedudukan sejarah di dalam pendidikan Islam telah memberikan pengaruh yang
menentukan tingkat intelektual penulisan sejarah. Historiografi Islam lebih
mudah dipelajari dan dipahami dalam kerangka umum peradaban Islam. Perkembangan
peradaban Islam merupakan pencerminan besar di dalam sejarah. Dari beberapa
penelitian kebudayaaan menunjukkan bahwa: Bahwa Islam sebagai suatu agama dunia
telah menunjukkan suatu perkembangan yang mengagumkan di dalam sejarah dunia.
b)
Lebih
jauh Islam sebagai agama telah memancarkan pula suatu peradaban.
c)
Di
dalam perkembangan peradaban Islam, tradisi-tradisi kebudayaan asing diserap,
dimodifikasi, kemudian yang tidak sesuai dihilangkan.
d)
Peradaban
Islam menyajikan suatu sistem yang lengkap mengenai pemikiran dan tingkah laku
yang berkembang sebagai suatu dorongan utama yang meliputi hubungan manusia
dengan Tuhan, alam dan dengan manusia sendiri.
1)
Hal-hal
yang mendorong perkembangan pesat bagi penulisan sejarah Islam adalah:
Konsep Islam sebagai agama yang mengandung Sejarah. Nabi telah menyediakan suatu kerangka bagi suatu wadah sejarah yang amat luas untuk diisi dan ditafsirkan oleh para sejarawan.
Konsep Islam sebagai agama yang mengandung Sejarah. Nabi telah menyediakan suatu kerangka bagi suatu wadah sejarah yang amat luas untuk diisi dan ditafsirkan oleh para sejarawan.
2)
Adanya
kesadaran sejarah yang dipupuk oleh Nabi Muhammad. Kesadaran sejarah yang besar
menjadi pendorong untuk penelitian dan penulisan sejarah.
Tahab
perkembangan mekanisme yang menciptakan Islam:
·
Pada
awalnya informasi disampaikan secara Lisan.
·
Kemudian
metode penyampaian lisan ini (oral transmission) dilengkapi dengan catatan
tertulis yang tidak dipublikasikan , yaitu semacam pelapor catatan. Sebagian
besar karya-karya Islam terdahulu banyak yang hilang, karena tidak ada lembaga
penerbitan dan bahan-bahan tulis yang tahna lama, kemungkinan juga disebabkan
pergantian kekuasaan Ummayah (660-750) banyak yang dimusnahkan. Beberapa contoh
karya sejarawan Islam masa ini:
1. Urwah ibn. Az-Zubyar (650-711),
salah seorang sarjana muslim yang telah menulis buku Peperangan Oleh Nabi.
2. Al-Zuhri (670-740), telah menulis
sebuah karya mengenai “Silsilah Bangsanya”. Selain itu ia juga menulis
kemungkinan untuk kepentingan pribadi masa kekuasaan para Khalifah.
3. Musa Ibn. Uqnah (758/759), berupa fragmen singkat, yang tidak seluruhnya mengandung sejarah.
4. Ibn Ishaq (704-767), menulis karya sejarah besar yang paling tua dan yang masih terpelihara sampai sekarang, walaupun mengalami perbaikan kemudiian yaitu Biografi Nabi atau Sirah.
3. Musa Ibn. Uqnah (758/759), berupa fragmen singkat, yang tidak seluruhnya mengandung sejarah.
4. Ibn Ishaq (704-767), menulis karya sejarah besar yang paling tua dan yang masih terpelihara sampai sekarang, walaupun mengalami perbaikan kemudiian yaitu Biografi Nabi atau Sirah.
B. Bentuk dan Isi Karya Sejarah
Tradisi Arab sebelum Islam telah menekankan unsur fakta yang
konkrid dalam sejarah, terlepas dari lingkungannya dan sedapat mungkin tidak
mengalami perubahan oleh proses berfikir manusia. Bentuk dasar karya Islam
adalah: pernyataan sederhana, peristiwa-peristiwa lepas, tanpa bobot, walaupun
anaka ragam, penonlolan otak, semuanya disususn sekaligus tanpa suatu
penjelasan mengenai sebab musabahnya. Kebenaran sejarah, sebagai mana kebenaran
agama telah dianggap terjamin oleh sifat jujur dari sejumlah orang yang
menyampaikan suatu informasi secara berantaisehingga mereka disebut “rangkaian
pemberi kabar” atau isnad.
1. Khabar
Yaitu, bentuk historiografi yang paling tua yang langsung
berhubungan dengan cerita perang dengan uraian yang baik dan sempurna di tulis
dalam bebebrapa halaman saja. Ciri khas Khabar yaitu:
a. Tidak terdapat hubungan sebab-akibat
di antara dua atau lebih peristiwa-peristiwa.
b. Khabar sudah ada sebelum Islam jadi
berupa cerita perang dengan bentuk cerita pendek yang disajikan dalam bentuk
dialog yang meringankan ahli sejarah.
c. Bentuk khabar lebih banyak merupakan
gambaran yang beraneka ragam.
Contoh beberapa karya sejarah yang menggunakan bentuk khabar:
1) Ali Ibn Muhammad al-Madani (wafat
tahun 831). monograf yang berhasil ditemukan adalah al-Murdifat min Quraysy
(wanita Quraisy yang bayak suami).
2) Abu Mihnaf Luth ibn Yahya (wafat
tahun 774)
3) Al-Haitsam ibn Adi (wafat tahun 821)
dan Ibn Habib. karyanya merupakan kumpulan monograf dalam bentuk khabar atau
nasab.
2. Kronik
Penyusunan sejarah berdasarkan urutan penguasa dan
tahun-tahun kejadian. Kronik ini bisa ditambah dengan hal-hal baru dalam bentuk
suplemen yang lazim disebut dyal atau ekor.
Contoh karya sejarah (kronik) tertua:
Contoh karya sejarah (kronik) tertua:
1) Karya Khalifah ibn. Khayyat, dalam
bahasa Arab, ditulis sampai tahun 847 kira-kira delapan tahun sebelum
penulisnya meninggal. Ia memulai uraiannya mengenai arti tarikh dan uraian
singkat mengenai sejarah Muhammad pada permulaan hayatnya.
2) Ya’kub ibn. Sufyan (wafat tahun
891). Kitab sejarahnya ditulis pada pertengahan kedua abad ke-9. Ditulis
menurut urutan tahun ditambah beberapa kutipan-kutipan.
3) Ibn Abi Haithamah (wafat tahun 893).
Juga menunjukkan fasal-fasal dengan urutan tahun walaupun terbatas bila
dibandingkan dengan karya lainnya secara keseluruhan.
4) Ibn Jarier al-Tabari (923), karya
standar terdiri beberapa jilid mengenai historiografi kronik ialah Tarikh
al-Uman wa al-Muluk. Uraian-uraian itu meliputi sejarah nabi di Mekkah,
istri-istri Rasulullah, orang-orang murtad,biografi Abu Bakar, dsb. Tulisan
yang lain adalah Adab al Manasik, Adab al-Nufus, Iktilaf ulama al-Amshar,
Tahdzib Atsar, Jami al-Bayan al ta’wil Ayl al-Quran, al Jami’ fi al Qiraat,
Zail al Zall al Muzayyal dll. Tulisannya banyak mempengaruhi arah penulisan
selanjutnya.
3. Biografi
Biografi disusun dalam kelompok yang lazim disebut
“tabaqah”. Karya ini mencakup sejarah hidup orang-orang besar, tokoh-tokoh
terkemuka serta orang-orang penting yang telah meninggal dalam waktu yang
kira-kira sama. Di dalam masyarakat Islam ada beberapa faktor mengapa biografi
menjadi dominan:
1) Biografi Nabi Muhammad SAW merupakan
sumber utama bagi pembangunan masyarakat Islam.
2) Meriwayatkan kehidupan Nabi Muhammad
SAW secara terinci tergantung kepada para perawi secara individual, isinya
dapat ditolak ataupun diterima tergantung kepada data kehidupan perawi itu
sendiri.
3) Perjuangan didalam menegakkan Islam
sebagian besar ditunjukkan oleh keunggulan pribadi-pribadi pemimpinnya, yang
telah sangat berjasa di dalam perjuangan itu.
Sejak abad ke-10, penyusunan biografi menurut abjad merupakan cara yang diutamakan.
Sejak abad ke-10, penyusunan biografi menurut abjad merupakan cara yang diutamakan.
Beberapa karya biografi:
a. al-Dzahabi dalam kitabnya Tarikh
al-Islam wa thabaqat masyahir al a’lam sanggup menunjukkan tanggal lahir
tiap-tiap tahun bagi nama-nama yang dicantumkannya di di dalam kitabnya.
b. Khatib al-Baghdadi dalam kitab
Tarikh Baghdad, tanggal kelahiran dan kematian disebutkan masing-masing di
dalam permulaan penulisan biografi.
c. Yaqut (1229), berjudul Irshad al-arib
ila ma’rifat al-adib.
d. Abi Usaybiah (1270), tulisannya
berjudul Ujun al-anba fi tabagat al-atibba
e. Ibn Khallikan (1282), biografi
tokoh-tokoh terkemuka berjudul wafayat al-A’yan.
4. Sejarah Umum
Pada akhir
abad ke-9, sejarah politik dikaitkan dengan sejarah pemikiran, dan mulai
membicarakan berbagai gejala penting dari peradaban-peradaban yang pernah
dikenal, diantaranya:
a. Karya sejarah al-Yaqubi, berjudul Tarikh al-Yaqubi yang disebarkan oleh Goutsma di Leiden tahun 1883 terdiri dari dua jilid.
a. Karya sejarah al-Yaqubi, berjudul Tarikh al-Yaqubi yang disebarkan oleh Goutsma di Leiden tahun 1883 terdiri dari dua jilid.
b. Al-Mas’udi menulis tentang Muruj
az-Zahab yang masih berpengaruh terhadap karya-karya selanjutnya.
c. Karya Muhammad Ibn Jarir al-Thabari, berjudul Tarikh al-Umam wa al-Muluk. Berisi uraian sejarah mengenai agama, hukum dan kejadian politik lainnya.
c. Karya Muhammad Ibn Jarir al-Thabari, berjudul Tarikh al-Umam wa al-Muluk. Berisi uraian sejarah mengenai agama, hukum dan kejadian politik lainnya.
d. Miskawiyah dengan karyanya
Tajarib al-Umam. Berisi uraian mengenai sejarah Persia Kuno, dan riwayat
kerajaan Romawi dan Turki.
e. Rashid ad-Din Fadlalh (1318) dari
Asia Tengah, karyanya mengenai Sejarah Umum (Jami’at-tawarikh), ditulis dalam
bahasa Persia dan merupakan karya asli pertama sejarah universal Islam.
C. Para Sejarawan
Sebagian besar karya historiografi Islam adalah berkat jasa
sarjana-sarjana terdidik dalam ilmu agama. Kegiatan penulisan mereka menyangkut
pula penulisan sejarah.
1. Sejarawan Istana.
1. Sejarawan Istana.
Sejarawan profesional di istana merupakan bagian penting di
beberapa istana, seperti istana dinasti yang lebih muda dari Persia dan Ottoman
yang menyediakan fasilitas yang amat mendorong untuk melakukan studi sejarah.
Jumlah mereka tidak banyak, dan mereka berjasa dalam menghasilkan karya-karya
terbaik dalam sejarah Islam.
2. Sejarawan Amatir
Para penguasa yang menulis karya-karya sejarah dan memoar
dapat dikatakan sebagai sejarawan amatir. sebagian besar dari karya-karya ini
menyangkut silsilah (geneologi).
3. Sejarawan Profesional.
Adalah orang-orang yang mengabdikan dirinya dalam menyusun
karya-karya sejarah dan menganggap diri mereka atau dianggap oleh tradisi Islam
sebagai sejarawan. Sejarawan profesional dalm pengertian modern hampir tidak ada
dalam lingkungan abad pertengahan. contoh: Al-Mas’udi dan Al-Magrizi (1442)
pada masa kekuasaan dinasti Mamluk di Mesir.
D. Tujuan dan Metodologi Historiografi
Sejarawan muslim mempunyai kebiasaan untuk memperkenalkan
karya-karya mereka dengan pernyataan yang berisi tujuan dari penulisan sejarah.
Sejarah juga mempunyai manfaat antara lain; (1)mengajrkan contoh-contoh baik,
(2)mengajarkan bagaimana menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi di dunia
ini, (3)mengajarkan kepada para politikus bagaiman mengendalikan pemerintahan
yang baik, (4)sesuatu yang menarik tetapi memerlukan pemikiran.
Tugas utama ahli sejarah adalah menyusun apa yang benar-benar terjadi dan masalah pokok yang mereka hadapi adalah menyelidiki kebenaran informasi yang diperoleh, baik secara lisan maupun melalui sumber-sumber tertulis. Sejarah tertulis telah memberikan suatu wewenang pembuktian (evidental authority). Penelitian arsip dan studi inskripsi, mata uang, dan bukti-bukti sejarah yang hampir bersamaan hanya secara sporadis saja dipergunakan.
Tugas utama ahli sejarah adalah menyusun apa yang benar-benar terjadi dan masalah pokok yang mereka hadapi adalah menyelidiki kebenaran informasi yang diperoleh, baik secara lisan maupun melalui sumber-sumber tertulis. Sejarah tertulis telah memberikan suatu wewenang pembuktian (evidental authority). Penelitian arsip dan studi inskripsi, mata uang, dan bukti-bukti sejarah yang hampir bersamaan hanya secara sporadis saja dipergunakan.
Ada beberapa sejarawan yang membicarakan metodologi
historiografi islam di antaranya:
a. Karya Muhammad bn. Ibrahim al-Iji yaitu Tuhfatu al-Faqier ila Shahibi al-Sarier ditulis tahun 1381-1382.
b. Muhyiddin Muhammad Ibn Sulaiman al0Kafiyani (1386-1474). Al-Kafiyani, juga menulis karya komprehensif mengenai historiografi Islam, metode, masalah-masalahnya, dan sejarah dengan kitapnya Mukhtashar fi ilm al-Tarikh yang terbit di kairo tahun 1463.
c. Syamsuddin al-Sakhawi (1427-1497) dengan karyanya al-I’lan bi al-Taubiekhi liman dzamma ahla al-Tawarikh terbit tahun 1492 di Mekkah.
a. Karya Muhammad bn. Ibrahim al-Iji yaitu Tuhfatu al-Faqier ila Shahibi al-Sarier ditulis tahun 1381-1382.
b. Muhyiddin Muhammad Ibn Sulaiman al0Kafiyani (1386-1474). Al-Kafiyani, juga menulis karya komprehensif mengenai historiografi Islam, metode, masalah-masalahnya, dan sejarah dengan kitapnya Mukhtashar fi ilm al-Tarikh yang terbit di kairo tahun 1463.
c. Syamsuddin al-Sakhawi (1427-1497) dengan karyanya al-I’lan bi al-Taubiekhi liman dzamma ahla al-Tawarikh terbit tahun 1492 di Mekkah.
Selain diatas juga terdapat Ibn Farighun dengan karya
Jawawi’al-‘Ulum, Fakhr al-Din al-Razi dengan Haqaiq al-Anwar, Ibn al-‘Adiem
dengan Bughyat al-Thalab, Al-Magriezi dengan Khabar ‘an al-Basyar, Al-Dzahabi
dengan Thabaqat al-Qurra’.
F. Historiografi Islam Kontemporer
Pada abad ke-19, terdapat beberapa terjemahan karya-karya
Barat yang pernah terkenal. Pada waktu itu perhatian terdapat sejarah non-Islam
masih tetap terbatas, dan saatb sekarang telah banyak sejarawan Islam yang
memperoleh pendidikan Barat dalam latihan ilmiah dan metodelogi. Mereka mulai
menerbitkan karya-karya sejarah penting.
Sejarah historiografi Islam secara umum ditulis oleh Franz
Rosenthal dalam satu karyuanya A History of Muslim Historiography yang terbit
pertama tahun 1952. Karya ini telah memberikan suatu pengaruh yang besar dalam menelusuri
sejarah penulisan sejarah Islam.
Suatu karya mengenai Historiografi Islam ditulis oleh seorang intelektual muda India bernama Nizar Ahmed Faruqi berjudul Early Muslim Historiography yang terbit tahun 1979 di New Delhi. Disertasi ini sebagai dokumentasi yang menyajikan perspektif penulisan sejarah pada permulaan Islam (612-750). Beberapa karya lain yang dapat dijadikan bahan studi historiografi Islam adalah tulisan J.H Kramers, “Historiography among the Osmani Turks”.
Suatu karya mengenai Historiografi Islam ditulis oleh seorang intelektual muda India bernama Nizar Ahmed Faruqi berjudul Early Muslim Historiography yang terbit tahun 1979 di New Delhi. Disertasi ini sebagai dokumentasi yang menyajikan perspektif penulisan sejarah pada permulaan Islam (612-750). Beberapa karya lain yang dapat dijadikan bahan studi historiografi Islam adalah tulisan J.H Kramers, “Historiography among the Osmani Turks”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar