Keberadaan museum di Indonesia telah berlangsung lebih dari satu abad. Bahkan menurut Atmodjo (2012), pola pengelolaan museum di Indonesia pernah dijadikan model pengembangan museum di kawasan Asia Tenggara. Walaupun memiliki potensi yang luar biasa dari banyaknya koleksi yang dimiliki oleh museum-museum di Indonesia, namun perkembangan museum di Indonesia jauh dari kata memuaskan (Syarief, 2004). Masih banyak museum yang sepi dan tidak banyak dikunjungi oleh masyarakat. Masyarakat Indonesia lebih suka mengunjungi tempat wisata selain museum atau pusat perbelanjaan dibandingkan mengunjungi museum.
Fitriyani (2013) dan Purwono (2013) menyatakan bahwa museum tidak lagi menjadi alternatif utama sebagai media pembelajaran, hiburan, dan kesenangan bagi masyarakat. Sebagai contoh, Fitriyani (2013) mengidentifikasi ada lima kelemahan dalam pengelolaan museum di Museum Brawijaya yaitu kurangnya promosi, tidak adanya standarisasi pelayanan, sarana dan prasarana yang belum memadai, kurangnya kreativitas pengelola museum serta konsep bangunan yang kurang menarik. Kelima kelemahan tersebut merupakan kelemahan yang biasa ditemui pada museum-museum di Indonesia terutama museum yang dikelola oleh instansi pemerintah. Keterbatasan anggaran merupakan alasan klasik yang biasa dikemukakan pengelola museum terkait merosotnya jumlah pengunjung museum. Selain itu, Atmodjo (2012) menyatakan bahwa adanya sistem otonomi daerah mulai tahun 1990-an memberikan dampak menurunnya citra museum sebagai ruang publik. Di samping itu, pengelolaan museum disamakan seperti kantor-kantor pemerintah pada umumnya yang mengutamakan fungsi administrasi daripada profesionalisme di bidangnya. Hal ini sangat berpengaruh pada kinerja museum karena Keberadaan museum di Indonesia telah berlangsung lebih dari satu abad. Bahkan menurut Atmodjo (2012), pola pengelolaan museum di Indonesia pernah dijadikan model pengembangan museum di kawasan Asia Tenggara.
Walaupun memiliki potensi yang luar biasa dari banyaknya koleksi yang dimiliki oleh museum-museum di Indonesia, namun perkembangan museum di Indonesia jauh dari kata memuaskan (Syarief, 2004). Masih banyak museum yang sepi dan tidak banyak dikunjungi oleh masyarakat. Masyarakat Indonesia lebih suka mengunjungi tempat wisata selain museum atau pusat perbelanjaan dibandingkan mengunjungi museum. Fitriyani (2013) dan Purwono (2013) menyatakan bahwa museum tidak lagi menjadi alternatif utama sebagai media pembelajaran, hiburan, dan kesenangan bagi masyarakat. Sebagai contoh, Fitriyani (2013) mengidentifikasi ada lima kelemahan dalam pengelolaan museum di Museum Brawijaya yaitu kurangnya promosi, tidak adanya standarisasi pelayanan, sarana dan prasarana yang belum memadai, kurangnya kreativitas pengelola museum serta konsep bangunan yang kurang menarik. Kelima kelemahan tersebut merupakan kelemahan yang biasa ditemui pada museum-museum di Indonesia terutama museum yang dikelola oleh instansi pemerintah.
Keterbatasan anggaran merupakan alasan klasik yang biasa dikemukakan pengelola museum terkait merosotnya jumlah pengunjung museum. Selain itu, Atmodjo (2012) menyatakan bahwa adanya sistem otonomi daerah mulai tahun 1990-an memberikan dampak menurunnya citra museum sebagai ruang publik. Di samping itu, pengelolaan museum disamakan seperti kantor-kantor pemerintah pada umumnya yang mengutamakan fungsi administrasi daripada profesionalisme di bidangnya. Hal ini sangat berpengaruh pada kinerja museum karena penggantian pimpinan struktural maupun staf museum lebih menitikberatkan pada faktor kepangkatan serta tidak lagi memperhatikan penguasaan di bidang kebudayaan. Padahal, museum pemerintah merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah untuk meningkatkan jiwa nasionalisme serta kesejahteraan rakyat baik secara langsung maupun tidak langsung.[1]
Banyaknya peninggalan peninggalan budaya yang ada di Indonesia menjadikan Indonesia memiliki banyak museum yang tersebar di seluruh Nusantara. Urip Suroso (1993: 26) menerangkan bahwa terdapat bermacam-macam museum yang dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang, salah satunya jenis museum menurut koleksinya dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
A. Museum Umum
Museum umum adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan atau lingkungannya yg berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu & teknologi.[2] Museum umum adalah museum yang koleksinya terdiri atas berbagai jenis objek ilmu pengetahuan dan kesenian. Contoh museum umum adalah Museum Nasional yang koleksinya terdiri atas benda-benda prasejarah, arkeologi, relik sejarah, etnografi, geografi, seni rupa, numismatik, heraldik, dan keramik.
B. Museum Khusus
Museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi.[3]
Contohnya :
1) Museum arkeologi
Museum arkeologi merupakan museum yang mengkhususkan diri untuk memajang artefak arkeologis. Museum arkeologi banyak yang bersifat museum terbuka (museum yang terdapat di ruang terbuka atau Open Air Museum). Di Indonesia, contoh dari museum arkeologi adalah Museum Trowulan di Trowulan, Jawa Timur.
2) Museum Seni
Museum seni adalah museum yang hanya menyajikan koleksi berupa satu jenis objek ilmu pengetahuan atau kesenian. Contohnya Museum Wayang, Museum Keramik, dan Museum Seni Rupa. Museum seni, lebih dikenal dengan nama galeri seni, merupakan sebuah ruangan untuk pameran benda seni, mulai dari seni visual yaitu di antaranya lukisan, gambar, dan patung. Beberapa contoh lainnya adalah seni keramik, seni logam dan furnitur. Museum seni rupa menunjukkan persepsi individual terhadap karya khusus.[4]
Contoh dari museum seni ini di Eropa adalah merbach-Cabinet di Basel, yang awalnya merupakan koleksi pribadi yang dijual kepada pemerintah kota Basel pada tahun 1661, dan menjadi museum untuk umum sejak tahun 1671. Saat ini, museum ini bernama . Kunstmuseum Basel. Museum yang mengkhususkan diri sebagai museum seni, merupakan suatu hal yang baru. Salah satu yang pertama adalah Hermitage Museum di Saint Petersburg yang dibangun pada tahun 1764.Di Indonesia, contoh dari museum seni adalah Museum Affandi yang terletak di Yogyakarta.
3) Museum Biografi
Museum Biografi merupakan museum yang didedikasikan kepada benda yang terkait dengan kehidupan seseorang atau sekelompok orang, dan terkadang memajang benda-benda yang mereka koleksi. Beberapa museum terletak di dalam rumah atau situs yang terkait dengan orang yang bersangkutan pada saat dia hidup. Contoh dari museum ini adalah Museum Edith Piaf di Paris. Di Indonesia, contoh museum biografi adalah Museum Sasmitaloka Jenderal Besar DR. A.H. Nasution yang terletak di Jakarta Pusat, DKI Jaya.
4) Museum anak
Museum anak Buell di Pueblo, Colorado merupakan museum anak peringkat ke-2 di Amerika serikat oleh Child Magazine. Museum anak merupakan institusi yang menyediakan benda pameran dan program acara untuk menstimulasi pengalaman informal anak. Berlawanan dengan museum tradisiona; yang memiliki peraturan untuk tidak menyentuh benda pameran, museum ini biasanya memiliki benda yang dirancang untuk dimainkan oleh anak-anak. Museum anak kebanyakan merupakan organisasi nirlaba dan dikelola oleh sukarelawan atau oleh staf profesional dalam jumlah yang kecil.[8] Contoh dari museum anak ini adalah Museum Anak Kolong Tangga yang terletak di Yogyakarta. Pada museum ini terdapat beberapa mainan anak tradisional.
5) Museum Universal
Museum universal atau dikenal pula dalam bahasa Inggris sebagai Museum encyclopedic, merupakan museum yang umum kita jumpai. Biasanya merupakan institusi besar, yang bersifat nasional, dan memberikan informasi kepada pengunjung mengenai berbagai variasi dari tema lokal dan dunia. Museum ini penting karena meningkatkan rasa keingin-tahuan terhadap dunia. Contoh museum universal adalah British Museum di London, Inggris.
6) Museum etnologi
Museum Indonesia di TMII dibangun dengan Arsitektur Bali, merupakan museum etnologi yang memajang berbagai artefak dan cara hidup suku bangsa di Indonesia. Museum etnologi merupakan museum yang mempelajari, mengumpulkan, merawat, dan memamerkan artefak dan objek yang berhubungan dengan etnologi dan antropologi. Museum seperti ini biasanya dibangun di negara yang memiliki kelompok etnis atau etnis minoritas yang berjumlah banyak. Contoh dari museum ini adalah Museum Indonesia di TMII.
7) Museum rumah bersejarah
Museum rumah bersejarah, tau yang lebih dikenal dengan rumah bersejarah merupakan yang terbanyak jumlahnya di dunia dari kategori museum sejarah. Museum ini biasanya beroprasi dengan dana yang terbatas dan staff yang sedikit. Kebanyakan dikelola oleh relawan dan sering kali tidak memenuhi syarat untuk menjadi museum profesional. Contoh dari rumah bersejarah ini di Indonesia adalah Museum Sasmita Loka Ahmad Yani.
8) Museum sejarah
Museum sejarah mencakup pengetahuan sejarah dan kaitannya dengan masa kini dan masa depan. Beberapa di antara museum tersebut memiliki benda koleksi yang sangat beragam, mulai dari dokumen, artefak dalam berbagai bentuk, benda sejarah yang terkait dengan even kesejarahan tersebut. Museum sejarah biasanya menggali potensi yang bersifat artefak kuno.[5]
Ada beberapa macam museum sejarah, di antaranya, rumah bersejarah yang merupakan bangunan yang memiliki nilai sejarah atau arsitektural yang tinggi. Kedua adalah situs bersejarah yang menjadi museum, seperti Pulau Robben. Ketiga adalah museum ruang terbuka atau disebut juga dengan nama open air museum. Pada museum ini, para masyarakat yang berada di dalamnya berusaha untuk membuat ulang kehidupan pada suatu waktu dengan sebaik mungkin, termasuk di antaranya bangunan dan bahasa. Contoh museum sejarah di Indonesia adalah Museum Sumpah Pemuda dan Museum Fatahillah.
9) Museum maritim
Museum maritim merupakan museum yang mengkhususkan diri kepada peresentasi sejarah, budaya atau arkeologi maritim. Mereka menceritakan kaitan antara masyarakat dengan kehidupan yang berkaitan dengan air atau maritim. Terdapat beberapa jenis museum maritim, di antaranya:
- Museum arkeologi maritim yang menceritakan mengenai kaitan arkeologi dengan maritim. Museum ini biasanya memajang dan mengawetkan kapal karam dan artefak yang terkait dengan lingkungannya.
- Museum sejarah maritim, merupakan museum yang mengedukasi masyarakat mengenai sejarah maritim di suatu komunitas atau masyarakat. Contoh dari museum ini adalah Museum Maritim San Francisco dan Mystic Seaport.
- Museum militer maritim. Contoh dari museum ini adalah Museum Nasional Angkatan Laut Amerika Serikat. Contoh lainnya adalah Museum Laut, Udara dan Luar Angkasa Intrepid.
10) Museum militer dan perang
Museum militer merupakan museum yang mengkhususkan diri terhadap sejarah militer. Benda yang biasa dipamerkan pada museum ini contohnya adalah senjata, seragam militer, dan bahkan kendaraan perang. Contoh dari museum ini adalah Museum Benteng Vredeburg dan Museum Monumen Yogya Kembali di Yogyakarta.
[1] Dwi Agus Ujianto dan Fitri Isharyanto, “Pengelolaan Museum Pemerintah Dengan Model Badan Layanan Umum (Suatu Tinjauan)”, Jurnal Tata Kelola & Akuntabilitas Keuangan Negara, Volume 2, Nomor 1, Juni 2016: 89 – 109, hlm. 90
Tahun 2010-2013”, Jurnal Agastya, Vol 5 No 2 Juli 2015, hlm. 133
[3] Ibid., hlm. 133
[4] Teddy Mohamad Darajat, “Kajian Semiotik Koleksi Senjata Api Studi Kasus Di Museum Fatahillah”, Jurnal Inosains, Volume 9 Nomor 2, Agustus 2014, hlm. 105
[5] Teddy Mohamad Darajat., op., cit., hlm. 105
Tidak ada komentar:
Posting Komentar