Jumat, 05 Juli 2019

KOLONIALISME JEPANG SEJAK ABAD KE-19



A.    Munculnya Jepang sebagai Negara Imperialis
Jepang telah menjadi Negara kuat dan modern, karena itu Jepang ingin bertindak juga seperti Negara-negara besar lainnya. Negara-negara besar lainnya (Inggris, USA, Perancis, Jerman, dan Rusia) pada waktu itu baru mabuk imperialism. Di Negara tetangga Jepang, Tiongkok, mereka berebutan jajahan. Jepang sebagai Negara besar segera mengikuti jejak Negara-negara besar tersebut.
1.      Sebab-sebab Jepang Menjadi Negara Imperialis
Sebab-sebab Jepang menjadi negara imperialistis adalah :
a.       Kemajuan Jepang mengakibatkan berlipatgandanya jumlah penduduk. Penduduk Jepang yang padat menjadikan Jepang sebagai negara minus. Karena itu Jepang ingin mendapatkan jajahan sebagai tempat tinggal untuk penduduknya.

b.      Restriksi (pembatasan) imigrasi bangsa Jepang yang dijalankan oleh negara-negara lainnya menimbulkan reaksi berupa imperialism di Jepang.
c.       Industri besar-besara di Jepang membutuhkan sumber bahan mentah (besi, minyak, batu-bara, dan kapas), dan pasar barang industri juga luas.
d.      Harga diri sebagai negara besar yang ingin bertindak sebagai Negara-negara besar seperti Inggris, USA, Perancis, Jerman, dan Rusia
e.       Pelajaran Shinto tentang Hakko-ichi-u[1] (dunia sebagai satu keluarga) yang mengatakan bahwa Jepang harus menyusun dunia ini menjadi satu keluarga yang besar (dengan Jepang sebagai kepala keluarganya).
2.      Perang-Perang jepang
Ekspansi Jepang sebagai Negara imperialis dilakukan dengan cara meluaskan daerah kekuasaannya untuk memenuhi tuntutan imperialisnya, seperti :
a)      Korea yang subur dan kaya akan pertambangan. Letak Korea juga dekat dengan Jepang dan merupakan pintu gerbang ke Mantsyuria.
b)      Mantsyuria yang luas, subur, dan kaya akan besi yang sangat dibutuhkan Jepang untuk industry perangnya.
c)      Tiongkok dengan minyak dan batu-bara yang berlimpah serta dipandang baik sebagai pasar barang industry Jepang dikarenakan banyak pendudunya.
d)     Seluruh asia
Sasaran pertama dalam inperialisme Jepang aadalah merebut daerah–daerah di sekitar Jepang untuk dijadikan sebagai tempat pelemparan hasil industry dan paralehan dan perolehan sumber daya alam yang di butuhkan untuk industri. atas dasar sasaran tersebut pecahlah perang Jepang-Tiongkok I (1894 – 1895), perang Jepang dengan Rusia (1904 -1905), perang Jepang-Tiongkok II (1937 – 1945) dan perang Pasifik (1941 – 1945).[2]
Keinginan Jepang untuk menduduki Korea yang disebabkan karena Korea merupakan Negara yang subur dan kaya akan pertambangan tidak dapat berjalan dengan mulus. Korea adalah Negara yang termasuk kedalam negeri bawahan dari Tiongkok. Dilain sisi Korea merupakan kerajaan yang pada haakikatnya merdeka penuh. Pada tahun 1894 timbullah perebutan kekuasaan di Korea. Kedutaan Jepang ikut diserang. Kejadian ini dipergunakan Jepang untuk menyerbu dan menduduki Korea. Tiongkok protes karena Korea adalah daerah Tiongkok yang akhirnya menimbulkan perang antara Jepang dan Tiongkok.
Perang antara Jepang melawan Tiongkok ini berlangsung pada tahun 1894 sampai tahun 1895. Tentara Tiongkok dengan mudah dapat dikalahkan dengan tentara Jepang. Perang ini berakhir dengan sebuah perjanjian yang bernama Perjanjian Perdamaian Shimonoseki (1895) yang isinya :
1)      Jepang mendapat Port Arthur.
2)      Jepang mendapat Taiwan (Formosa)
Akan tetapi, perjanjian ini mendapat protes dari Negara Rusia, Jerman, dan Prancis. Negara-negara tersebut mengancam Jepang sehingga Jepang dengan terpaksa menyerahkan Port Artur ke tangan Rusia.  Tindakan-tindakan  Negara-negara besar ini dianggap sebagai penghinaan terhadap Jepang. Jepang ingin membalas dendam terutama kepada Rusia yang telah mengambil Port Arthur dari tangan Jepang.
Keinginan balas dendam Jepang terhadap Rusia menjadi salah satu penyebab  terjadinya perang anatar Rusia dengan Jepang (1904-1905) yang terjadi pada tahun 1905. Selain itu, penyebab lain timbulnya perang Rusia-Jepang antara lain :
1)      Rusia dalam usahanya mendapatkan pelabuhan-pelabuhan bebas dari gangguan es (Politik Air Hangat) telah berhasi menduduki Mantsyuria dan ingin mendapatkan Korea juga hingga ke daerah Wladiswotok, Liau-Tung (Port Arthur) dengan Korea menjadi kesatuan daerah pengaaruh Rusia.
2)      Jepang ingin menjalankan ekspansinya untuk mendapatkan Mantsyuria. Dan Korea merupaka pintu gerbang ke Mantsyuria dan ke Tiongkok Utara. Jepang tidak dapat membiarkan Korea begitu saja jatuh ke tangan Rusia.
Perang Rusia_Jepang berakhir dengan sebuah perdamaian. Amerika bertindak sebagai pemisah dan perantara dalam Perang Rusia-Jepang ini. Karena itu perdamaian  diadakan di kota Portsmouth sebelah utara New York. Sebagai perantara bertindak Teodore Roosevelt, Presiden USA.
Putusan perdamaian Portsmouth 1905 berisi tentang :
1)      Jepang mendapatkan Port Arthur dan Sakhalin Selatan
2)      Korea menjadi mandate (daerah yang dilindungi dan diurus oleh Negara lain) dari Jepang (tahun 1910 Korea daeneksir Jepang).
3)      Jepang akan mengundurkan diri dari Mantsyuria
Akibat yang ditimbulkan Karenna adanya perang rusia-Jepang ini adalah :
1)      Jepang timbul sebagai Negara besar dan Negara Asia yang terkuat.
2)      Kepercayaan Jepang akan kekuatan diri sendiri bertambah besar sehingga menimbulkan keinginan ekspansi yang lebih luas.
3)      Pengaruh bangsa barat di Tiongkok terdesak oleh pengaruh Jepang. Jepang menjadi saingan besar bagi Negara barat yang sangat disegani hingga bangsa-bangsa Barat menyebutnya “bahaya Kuning”.
4)      Rusia tenggelam sebagai Negara besar dan merosot derajatnya.
5)      Rusia tidak berani menjalankan ekspansi (Politik Air Hangat) di Timur dan menggerakkan ekspansinya di Balkan.
6)      Kemenangan Jepang membuka mata bangsa Asia lainnya bahwa bangsa Eropa dapat dikalahkan oleh bangsa Asia

B.     Jepang dalam Perang Dunia I (1914-1918)
Pada tahun 1914-1918, Jepang ikut terlibat dalam Perang Dunia I melawan Jerman, hanya untuk mendapatkan jajahan Jerman di Tiongkok (Kiautsou) dan di Pasifik. Selama Perang Dunia I, semua perhatian dunia Barat diarahkan ke Eropa, hingga Jepang bebas menjalankan politiknya di Asia. Pada tahun 1915, Jepang mengajukan 21 tuntutan kepada Tiongkok yang mengandung arti menghina Tiongkok (kedaulatan Tiongkok dikurangi dan Manstsyuria ditempatkan dibawah pengaruh Jepang).
Setelah Jepang berhasil meguasai Mantsyuria, maka Jepang sekarang ingin menguasai Tiongkok Utara. Jepang bermaksud untuk menjelmakan suatu Republik Tiongkok Utara sebagai Negara boneka Jepang untuk dipergunakan sebagai Negara pemisah (bufferstaat) antara pengaruh Tiongkok (USA), pengaruh Rusia, dan pengaruh Jepang. Kemudian Tiongkok Utara itu hendal menjelma menjadi pangkalan Jepang untuk menjerat Tiongkok maupun Rusia.
Maksud Jepang ini ditentang oleh bangsa Tiongkok dengan boikot, sabotase, gerakan-gerakan gelap anti Jepang. Dan pada akhirnya Tiongkok bersatu untuk menggempur Jepang dan pecahlah perang Jepang-Tiongkok.
C.     Munculnya Jepang seebagai Negara Peserta Perang Dunia II
1.      Jepang Sebelum Perang Dunia II
Jumlah penduduk Jepang pada awal masa Showa (Era Kaisar Hirohito yang mulai diangkat menjadi kaisar pada tahun 1926) berjumlah sekitar 62 juta jiwa. Kondisi perekonomian dalam negeri Jepang mengalami kegoncangan seiring dengan krisis ekonomi yang melanda seluruh dunia pada 1933. Kehidupan masyarakat pada waktu ini benar-benar mengalami penderitaan yang luar biasa, terutama kehidupan para petani. Tadashi Fukutake menggambarkan bagaimana susahnya kaum petani. Mereka terbebani kerja keras sepanjang hari di bawah sengatan matahari dan guyuran hujan, tetapi hasil pertaniannya hanya cukup menunjang hidupnya yang sederhana. Di hampir seluruh desa Jepang diidentifikasikan dengan kemiskinan dan keterbelakangan budaya. Kaum petani biasanya disebut Hyakusho, sebuah istilah yang kini dapat menjadi ejekan, tetapi dahulu tidak demikian halnya. Dengan urbanisasi dan pembangunan, istilah Hyakusho memuat konotasi kemiskinan dan status sosial yang rendah. Petani dianggap sebagai anggota masyarakat yang bemasib malang.
Sebelum Perang Dunia II, sangat mudah membedakan anak desa dan anak kota hanya dengan melihat cara berpakaian. Tidak mengherankan apabila Hyakusho berarti sama dengan kemiskinan (Tadashi, 1989:16). Beberapa tahun sebelum depresi melanda seluruh dunia, termasuk Jepang, antara 1926 dan 1927, Biro Statistik Kabinet membuat survei pendapatan . Hasilnya menunjukkan bahwa pada umumnya kemiskinan melanda hampir seluruh desa di Jepang (Tadashi, 1989:16). Keluarga petani rata-rata berpendapatan tujuh persepuluh dan pegawai kantor dan sekitar 95% dari pendapatan buruh pabrik yang tidak diberi upah secara wajar. Pengeluaran para petani untuk ke- butuhan pangan berbeda jauh dengan penge- luaran yang sama dari kaum pekerja yang berada di kota-kota. Kaum petani hampir lima puluh persen Iebih pengeluarannya diper-Hidup sederhana dan kerja keras dipaksakan lagi oleh kesenjangan dalam gaya hidup yang merupakan akibat dari adanya sistem stratifikasi sosial. Di desa, tuan tanah dan petani tingkat paling rendah memiliki gaya hidup masing-masing
Gaya hidup se- macam ini bertahan terus sejak era Tokugawa Bakufu abad XVII sampai dengan akhir Perang Dunia II. Dengan perkembangan-perkembangan ekonomi kapitalis dan perkembangan masyarakat kota, masyarakat desa tampak makin terbelakang. Akan tetapi, tidak ada usaha sama sekali dari masyarakat desa untuk mengatasi keterbelakangan mereka. Para petani Jepang percaya bahwa mereka sudah ditakdirkan tidak dapat maju lebih baik daripada keadaan mereka sekarang. Hidup petani telah pasti, selalu tidak berubah seperti semula dan selalu ketinggalan dari masyarakat kota. Untuk menghargai sikap yang mengalah itu serta untuk memberikan sekadar imbalan bagi perasaan rendah din sesuai dengan gambaran hidup Hyakusho, petani diberi pembenaran ideologis untuk situasi itu oleh penguasa di atasnya, yang disebut Nohonshugi (Fukutake, 1989:18).
Ideologi Nohonshugi yang dapat diterjemahkan sebagai "Fundamentalisme Agraris", menempatkan pertanian pada pusat kehidupan bangsa. Berbagai bentuk pemikiran semacam ini telah dikenal sebelumnya dalam abad sebelum modemisasi dan selalu digembar-gemborkan sampai pada zaman modernisasi.
Perang Dunia II terjadi antara tahun 1939-1945. Perang ini lebih dahsyat dibandingkan dari Perang Dunia I, karena hampir seluruh dunia dan diawali dengan munculnya imperialism di berbagai kawasan.
Meluasnya totalisme ditandai dengan oleh kelahiran Komunisme Uni Soviet, Fasisme Italia, Nazisme Jerman, dan Militerisme Jepang. Perang Dunia II diawali dengan penyerangan Jepang kepada Amerika di Pearl Harbour pada tanggal 7 Desember 1941 (Pusat Angkatan Laut Amerika di Pasifik) yang membuat Amerika balas menyerang.[3]
Jepang terjun dalam kancah Perang Dunia II pada tanggal 7 Desember 1941 (serangan Pearl Harbor) dan juga sebagai penanda jepang membuka perang besar-besaran di seluruh Asia Tenggara.
1.      Sebab-Sebab Jepang Ikut dalam Perang Dunia II
Faktor-faktor yang menjadi penyebab Jepang ikut dalam Perang Dunia II adalah sebagai berikut :
a)      Adanya imperialism Jepang yang tidak hanya ingin menguasai Korea, Mantsyuria, Tiongkok-Utara (Jehol), tetapi juga ingin menguasai seluruh Asia.
b)      Jepang ingin menggantikan kedudukan negara-negara Barat di Asia. Keuntungan-keuntungan yang tak terhingga besarnya yang  mengalir ke saku negara-negara Barat akan mengalir ke kantong Jepang, niscaya Jepang akan menjadi negara  yang besar di dunia.
c)      Jepang merasa lebih kuat dari kekuatan negara-negara barat di Asia.
d)     Kemenangan-kemenangan Jerman yang gemilang di Eropa yang berarti merosotnya kekuatan Negara-negara sekutu (moril dan materil) meyakinkan Jepang bahwa ini kesempatan yang baik untuk melaksanakan cita-citanya untuk menguasai Eropa.

2.      Persiapan Jepang dalam Menghadapi Perang Dunia II
Persiapan yang dilakukan Jepang dalam menghadapi Perang Dunia II adalah sebagai berikut :
a)      Perjanjian Anti-Komintren (Anti-Cominten Pact : 1936)
Perjanjian ini dilakukan antara Jerman dan Jepang, kemudian pada tahun 1973 Italia ikut serta dalam perjanjian ini. Perjanjian ini ditujukan untuk menahan ekspansi Rusia dan membatasi kemauan Rusia.
b)      Perjanjian As (Axis Pact :1940)
Perjanjian Anti-Komintren kemudian dipererat menjadi  perjanjian AS untuk membulatkan persekutuan Jerman, Italia, dan Jepang dalam menghadapi Perang Dunia II.
c)      Perjanjian Jepang-Rusia (1941)
Perjanjian ini diadakan oleh Jepang untuk meringankan bebannya di Mantsyuria, agar tentara Jepang yang menjaga batas Mantsyuria-Rusia dapat dikurangi da pengurangannya itu dapat digunakan untuk tugas lain.
d)     Perjanjian Jepang-Prancis (1941)
Perjanjian ini dipaksakan oleh Jepang kepada Prancis yang tidak berdaya (Prancis telah menyerah kepada Jerman). Perjanjian ini berisi : Jepang diperkenankan mempergunakan dan menjaga semua pelabuhan-pelabuhan di sepanjang pantai Indo-China.

Kronolis keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II secara garis besar sebagai berikut :
1)      Tahun 1941-1942
Dengan kecepatan yang mengagumkan, angkatan perang Jepang berhasil menduduki Malaya, Singapura, Birma, Indonesia, Philipina, dan membujur sampai Kepulauan Solomon.
2)      Tahun 1942
Pada tahun ini Jepang mulai kalah. Kekalahan besar pertama ialah dalam pertempuran Laut Karang (4 Mei 1942) kemudian disusul dengan kekalahan Jepang di Guadalcanal (6 November 1942) dan setelah itu terjadi kekalahan yang besar bagi Jepang di dalam pertempuran laut dekat Kepulauan Bismarck (1 Maret 1943). Disinilah Laksamana Yamamoto gugur.
3)      Tahun 1943-1945
Setelah pertempuran laut di Kepulauan Bismarck, Jepang tidak sanggup lagi menahan serangan pembalasan sekutu. Setelah Kepulauan Jepang berada dalam jarak pemboman B 29 USA, maka kekalahan Jepan tidak dapat dihindarkan lagi.
Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu dan baru pada tanggal 2 September 1945 dengan resmi ditandatangani di atas kapal perang USA.
Isinya :
1)      Jepang kehilangan Korea, Mantsyuria, Formosa, Sakhalin-Selatan dan Kepulauan Kurile
2)      Selama perjanjian perdamaian antara Sekutu dan Jepang belum ditandatangani, selama itu Jepang akan diduduki oleh tentara Sekutu (USA).[4]
Setelah kalah dalam Perang Dunia II, selama kurang lebih 7 tahun Jepang berada di bawah pendudukan tentara Sekutu pimpinan AS. Semasa pendudukan AS, Jepang mencurahkan perhatiannya pada pembangunan bidang industri dan ekonomi. Hal ini dilakukan dengan kerja keras dan sungguh-sungguh sehingga secara luar biasa dalam waktu yang relatif singkat, Jepang tumbuh menjadi negara industri yang dapat dikatakan sejajar dengan negara- negara yang telah maju sebelumnya.
Pada era 1950-an ekonomi Jepang mengalami kemajuan yang pesat. Lebih kurang sepuluh tahun setelah itu rata-rata tingkat. Pertumbuhan mencapai kurang lebih 10%. Hal ini adalah suatu rekor yang tidak pernah disamai negara besar mana pun (Reischauer, 1982: 147). Jepang menjadi negara yang benar-benar makmur dari hasil kemajuan dalam bidang perekonomian. Orang Jepang dilanda semangat konsumerisme yang tinggi. Kamera yang indah, stereo, lemari es, mesin cuci, AC, bahkan mobil menjadi barang yang hampir dapat dimiliki oleh setiap orang yang menginginkannya di kota-kota maupun di desa-desa. Orang-orang Jepang membanggakan negaranya, yang tidak pernah dirasakan selama bebeiapa tahun.
Negara-negara lainnya menanggapi dengan keheranan dan kekaguman. Pertumbuhan dalam GNP per kapita dibantu oleh stabilnya jumlah angka kelahir- an yang diperkirakan tingkat kelahirannya kurang lebih satu persen per tahun. Pada 1960-an jumlah penduduk Jepang sekitar 94 juta jiwa. Anjuran pembatasan kelahiran secara umum dan aturan yang longgar dalam hal aborsi, membantu menekan jumlah kela- hiran per tahunnya. Keluarga yang tinggal di kota-kota besar umumnya hanya memiliki dua anak. Hal ini disadari betul oleh orang Jepang karena mereka tinggal di apartemen-apartemen kecil yang jumlah ruangannya sangat terbatas.
Walaupun jumlah penduduk kota makin bertambah, karena adanya urba- nisasi dari desa ke kota-kota besar, tingkat kejahatan tetap rendah . Hampir semua keluarga Jepang mampu menyekolahkan anak-anak mereka sampai tingkat universitas. Putus sekolah praktis tidak dikenal. Persentase kelompok usia yang menyelesaikan dua belas tahun tepat untuk lulus dari sekolah menengah atas naik menjadi kira-kira 90%. Hal ini merupakan suatu rekor dunia. Lebih 30% dari kelompok usia itu melanjutkan ke perguruan tinggi. Hal ini melebihi persentase di negara-negara Eropa Barat (Reischauer, 1982:149). Awal 1970-an, Jepang telah menjadi partner perdagangan yang pertama atau paling tidak nomor dua terbesar di seluruh dunia. Jepang kini mulai menanamkan investasi besar-besaran di berbagai negara, termasuk di negara yang sudah maju.



Daftar Pustaka
Bustamam. 2011. Sejarah Asia Timur.Padanng: UNP Press.
Chitra, Fernando. 1953. Sedjarah Asia. Jogjakarta.
Suherman, Eman. “Dinamika Masyarakat Jepang Dari Masa Edo Hingga Pascaperang Dunia Ii”. Humaniora. Volume 16, No. 2, Juni 2004: 201-210.
Sartini dan Saring Arianto. “Jepang: “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Jurnal SOSIO e-KONS. Vol. II No. 1. Edisi Februari – April 2010.


[1] Menurut Shinto, Hakko-ichi-u itu diperintahkan oleh Jimmu Tenno sebagai dewa kepada bangsa Jepang untuk membentuk kekeluargaan yang meliputi seluruh dunia, dengan ini Hakko-ichi-u dianggap sebagai titah dewa yang harus dilaksanakan.
[2]Bustamam. 2011. Sejarah Asia Timur.Padanng: UNP Press, hlm. 153
[3] Sartini dan Saring Arianto, “Jepang: “Habis Gelap Terbitlah Terang””, Jurnal SOSIO e-KONS, Vol. II No. 1, Edisi Februari – April 2010, hlm. 60
[4] Perjanjian antara Sekutu-Jepang belum ada. Perjanjian Perdamaian San Fransisco 8 September 1961 hanya merupakan perjanjian perdamaian antara Jepang dan sebagian dari Negara Sekutu. Rusia belum mengadakan perjanjian perdamaian dengan Jepang dan tidak mau mengakui Perjanjian San Fransisco.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CATATAN AKHIR TAHUN 2020

 31 desember 2020 pukul 18.09 aku memulai tulisan ini. sudah lama aku tak menulis. Kesenanganku satu ini terenggut oleh rutinitas pekerjaan....