REVIEW BUKU

Gambar: https://www.goodreads.com/book/show/9532105-gejolak-revolusi-di-jakarta-1945-1949

Gambar: https://www.goodreads.com/book/show/9532105-gejolak-revolusi-di-jakarta-1945-1949
BAB 1: Pusat, Daerah, dan Revolusi Indonesia
BAB pertama buku berjudul Gejolak Revolusi di Jakarta 1945-1959, Pergulatan Antara Otonomi dan Hegemoni, karya Robert Bridson Crib memberi pengantar bahwa dalam telaah mengenai revolusi Indonesia, pada umumnya titik perhatian hanya difokuskan pada perkembangan berbagai peristie di tingkat nasional dengan alasan bahwa upaya menguraikan sejarah yang kompleks, orang mengutamakan perspektif nasional. Kelangkaan sumber informasi di tingkat daerah juga menyebabkan orang tidak bergairah untuk mengkaji tingkat lokal. Padahal, informasi lokal merupakan keseluruhan latar sejarah nasional. Untuk itulah dalam buku ini mengkaji sejarah Jakarta Zaman Revokusi untuk membantu mengatasi kelangkaan informasi tentang “sejarah Lokal”.
Jika melihat sejarah perjuangan bangsa Indonesia dari masa pendudukan Belanda dan Jepang, sampai pada saat menyerahnya Jepang di pihak sekutu, dan pasca kemerdekaan, bangsa Indonesia sudah matang untuk memulai 2 revolusi, yaitu revolusi nasional dan revolusi sosial. Revolusi sosial terjadi di daerah dengan target sisa-sisa pendukung tatanan colonial yang disebabkan sebagai hasil perlawanan yang dilakukan terhadap pemerintah colonial dahuluanya.
Hubungan mengenai revolusi nasional di pusat dan revolusi sosial di daerah sangat penting bagi pemahaman mengenai sejarah Indonesia modern. Di BAB ini dijelaskan bahwa revolusi merupakan suatu moment pembebasan yang memungkinkan rakyat Indonesia menentukan masa depannya dan bukan sebuah konflik politik dalam pengertian yang normal, tidak serta merta revolusi berarti anti-Belanda. Panggung politik Indonesia tahun 1945-1949 dikuasai oleh pertarungan antara diplomasi dan perjuangan. Pada tahun 1950, pertarungan itu digantikan oleh pertarungan antara golongan administratur dan golongan penggalang solidaritas (Solidarity maker). Pertarungan itu berakhir pada tahun 1957, namun pada gilirannya membuka konflik antara Angkatan Darat dan PKI yang memuncak pada tahun 1965.
Buku ini mengkaji mengenai peristiwa pembangakangan di Jakarta pada masa revousi yang merupakan pertanda bagi pemberontakan yang akan terjadi dikemudian hari di berbagai daerah lain di Indonesia, setelah penyerahan kedaulatan secara formal tahun 1959. Sebenarnya, pemberontakan berhadapan dengan dua hal. Liberlisme dan komunisme, dan di Indonesia, reiorientasi tersebut menyangkut masyarakat Indonesia bukan masyarakat daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar