Selasa, 02 Juli 2019

TAK PENTING

Sedikit kisah yang ingin kubagikan malam ini. Bukan kisah penting, bukan pula bijak memotivasi, hanya bentuk curahan hati ketika mulut tak dapat bersuara namun hati merintih untuk didengar. Inilah aku dengan masalahku. Tidak bermaksud mengeluhkan keadaan hanya ingin melepaskan beban. Aku yang tidak terbiasa bercerita mengenai masalahku kepada orang lain hanya dapat menumpahkan segalanya melalui tulisan. Dan memang seperti inilah caraku.
Saat ini aku memasuki semester terakhir perkuliahan. Sebuah semester berat meski hanya terdiri dari 1 MK dengan 6 SKS. Dan seperti biasa, mahasiswa akhir pada umumnya, akan bergelut dengan tugas akhir bernama skripsi. Sebuah tugas maha besar yang harus diselesaikan jika ingin membawa gelar akademik kampus tingkat Strata 1. Dan inilah aku dengan skripsiku.
Skripsiku mengangkat Sebuah tema mengenai suku Jawa. Meski tema ini sudah mulai aku godok sejak semester 4, namun sampai semester 8 masih belum matang juga. Disini aku menyadari betapa terbatasnya kemampuan akademikku. Ternyata IPK tidak menjamin kelancaran perjalanan sebuah skripsi.
Sebenarnya tahun 2019 yang menjadi tahun aku benar-benar menulis skripsi. Sebelumnya, aku seperti bermain-main dengan waktu saja. Dan kini, aku tergilas oleh waktu itu. berdasarkan rencanaku, aku akan seminar proposal bulan 2. Namun faktanya bulan 3 baru aku bisa memasuki tahap seminar proposal tersebut.
Tahun 2019 selain berat karena tugas akhir juga berat bagi kehidupan pribadiku. Mulai dari ekonomi sulit hingga kesehatan yang terganggu. Terhitung sejak akhir Januari, sudah 3x bolak-balik rumah sakit untuk check-up. Mengenai kondisi ekonomi usah ditanyakan lagi, jelasnya kebutuhan semakin banyak namun uang jajan semakin berkurang. Hal ini dikarenakan kondisi harga kelapa kopra yang tak kunjung membaik sejak pertengahan tahun 2018 lalu. Secara langsung berdampak pada uang jajanku.
Aku harus pindah kamar kos ke yang lebih sempit namun murah dikarenakan mengikuti dinamika perekonomian kantongku. Hemat dan berhemat, apalagi semester akhir, pengeluaran ibarat ember bocor.
Kembali ke permasalahan skripsi. Yang menjadi tugas ini berat adalah karena banyaknya kendala yang kuhadapi dalam proses penyusunan ini. belum acc judul saja, file-file bakal calon skripsi sudah hilang. Terpaksa aku harus mengetik ulang proposalku hingga semalaman suntuk. Belum lagi jika dihitung beberapa file yang tak dapat diselamatkan. Ah, aku bisa apa?
Menjelang seminar proposal, ujian kembali menyapaku. Kartu memori (micro SD) yang kugunakan untuk menyimpan file-fileku (termasuk file yang berhubungan dengan skripsi) rusak setelah sebelumnya hilang dan meminta untuk diformat. Didalamnya, ada poto-poto buku, jurnal, dan rekaman wawancara dengan narasumber penelitian skripsiku. Mengenai poto dan lagu yang ada di memori tersebut, sudahlah. Tak terlalu penting. Rekaman wawancara yang kusimpan di penyimpanan internal HP juga terhapus dikarenakan ketidaksengajaanku menghapusnya saat bersih-bersih ruang penyimpana. Kembali, aku harus bagaimana?
Memohon ampun kepada Allah SWT.
Salahkah bila aku menangis akan hal ini? Kadang, aku lelah juga. Ingin kutuangkan seluruh kesedihan dan masalahku dalam tulisan ini. Namun, jangankan aku menuliskannya, mengingatnya saja aku tak sanggup.
Siapapun yang membacanya tentu akan mengatakan bahwa tulisan ini berlebihan. Hiperbola dalam mengeksekusi keadaan, lebay dalam menyampaikan keluh-kesah. Sudahlah.
Membuatmu senang bukan tugasku.
Terimakasih jari yang mau menuliskan keluh kesahku.
Ya Allah, jadikan aku hamba yang sabar dan kuat dalam menerima ujian-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CATATAN AKHIR TAHUN 2020

 31 desember 2020 pukul 18.09 aku memulai tulisan ini. sudah lama aku tak menulis. Kesenanganku satu ini terenggut oleh rutinitas pekerjaan....