Ketika berkunjung ke Kota Jambi, maka kamu akan disuguhkan dengan pemandangan kota sederhana dengan berbagai macam pembangunan meningkatkan potensi kota. meski belum masuk ke dalam jajaran kota besar seperti Jakarta, Surabaya, ataupun Medan, namun Kota Jambi cukup layak untuk kamu jadikan destinasi kunjungan ketika liburan tiba. Pastinya kamu akan dimanjakan oleh nuansa Melayu yang kental ketika berkunjung ke Kota ini.
Kota Jambi merupakan ibukota dari Provinsi Jambi. Jambi berasal dari kata ‘Jambe’ (dalam bahasa Jawa artinya pinang). Ada pendapat yang mengatakan bahwa nama ini diambil dari pohon pinang yang banyak tumbuh di sepanjang aliran sungai Batang Hari. Jambi adalah salah satu dari tiga provinsi yang ibukotanya bernama sama dengan nama provinsinya, seperti Bengkulu dan Gorontalo.
Kota Jambi merupakan ibukota dari Provinsi Jambi. Jambi berasal dari kata ‘Jambe’ (dalam bahasa Jawa artinya pinang). Ada pendapat yang mengatakan bahwa nama ini diambil dari pohon pinang yang banyak tumbuh di sepanjang aliran sungai Batang Hari. Jambi adalah salah satu dari tiga provinsi yang ibukotanya bernama sama dengan nama provinsinya, seperti Bengkulu dan Gorontalo.
Ketika memasuki Kota Jambi, kamu akan melihat pemandangan unik di kota ini. Hampir di setiap sudut kota terdapat patung ataupun ornamen-ornamen yang berbentuk angsa. Tidak hanya itu, namun juga dapat dijumpai gambar, ukiran, motif, dan segala macam design yang berbentuk angsa. Di Jambi, angsa-angsa ini lebih dikenal dengan sebutan Angso Duo alias Angsa Dua. Angso Duo ini adalah simbol dan ciri khas yang melekat sebagai identitas Kota Jambi. Bahkan lambang angsa ini diadopsi oleh salah satu universitas terbesar di Kota Jambi yaitu Universitas Jambi menjadi lambang universitasnya. Keberadaan angsa di kota jambi tidak terlepas dari sejarah mengenai berdirinya Kota Jambi itu sendiri. Banyak sumber yang mengatakan bahwa lambang angsa di Kota Jambi identik dengan nama salah satu Raja yang terkenal di Kota Jambi beserta istrinya. Nama raja tersebut adalah Rang Kayo Hitam dan istrinya bernama Putri Mayang Mangurai.
Dulunya di Jambi terdapat sebuah kerajaan melayu yang didirikan oleh Putri Selaras Pinang Masak. Putri Selaras Pinang Masak kemudian menikah dengan seorang raja yang bernama Raja Keminting ( Sigindo Batinting). Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai 4 orang anak laki-laki yang bernama Rang Kayo Pingai, Rang Kayo padataran, Rang kayo Gemuk, dan Rang Kayo Hitam. Rang Kayo Hitam terkenal sebagai raja yang sakti dan pemberani. Orang Kayo Hitam kemudian menikah dengan putri dari Tumenggung Merah Mato dari Pagaruyung (Sumatera Barat) yang bernama Putri Mayang Mangurai.
Tak berapa lama kemudian, minta izinlah Rang Kayo Hitam kapada mertuanya meninggalkan negeri Air Hitam, dengan maksud manghilir sungai Batanghari dan juga ingin mendirikan sebuah kerajaan baru bersama Putri Mayang Mangurai. Mengingat dan menimbang, izin diberikan. Dengan berpesan terlebih dahulu agar Rang Kayo Hitam beserta Putri Mayang Mangurai menghilir membawa sepasang angsa. Mereka diminta untuk mengikutii kemana sepasang angsa tersebut pergi dan apabila naik ke darat, mereka diminta untuk menunggu sampai sepasang angsa tersebut memupur selama selama 3 hari 3 malam. Sebagai hadiah pernikahannya, Tumenggung Merah Mato menghadiahkan sepasang angsa dan perahu Kajang lako. Rang Kayo Hitam dan istrinya Putri Mayang Mangurai diminta untuk mengikuti kemanapun kedua angsa itu berenang dan bila angsa itu berhenti dan membuat sarang maka tempat berhentinya angsa itu adalah lokasi untuk membangun sebuah kerajaan baru. Menurut cerita, kedua angsa tersebut berhenti di sebuah tempat yang saat ini dikenal dengan Kota Jambi dan tempat tepatnya kedua angsa itu berhenti sekarang sudah menjadi pasar angso duo. Hal ini juga yang mejadi alasan Kota Jambi terkenal sebagai Tanah Pilih. Maksudnya adalah tanah yang dipilih sepasang angsa tersebut. Angsa ini menyimbolkan bahwa pasangan suami istri, Rang Kayo Hitam dan Putri Mayang Mangurai harus damai, rukun, menyayangi, dan setia satu sama lain. Selain itu angsa hanya akan bertelur di suatu tempat yang mereka rasa aman. Hal ini juga menyimbolkan harapan agar tempat mendirikan kerajaan baru tersebut menjadi daerah yang aman.
Tapi sayangnya, cerita diatas belum terdapat sumber kuat yang mendukungnya. Sehingga masih dianggap sebagai cerita fiksi saja. Namun hampir seluruh masyarakat Jambi mempercayai adanya cerita mengenai Rang Kayo Hitam dan istrinya beserta sepasang angsa yang menjadi identitas Kota Jambi. Essay ini dibuat untuk memenuhi permintaan salah satu sahabat yang memberi tantangan untuk mencari tahu mengenai alasan mengapa jambi identik dengan angsa. Kemungkinan besar pemaparan di atas masih terdapat berbagai macam kekurangan. Tapi setidaknya saya telah berjuang.
Kamar Kos, 2016
Sumber :
Tasman. Aulia. Menelusiri Jejak Kerajaan Melayu Jambi. Referensi (GP Press Grup): Jambi. 2016
Kholid, Idham. Menguntai Pernak-Pernik Sejarah Jambi. Dinas Pendidikan Kota Jambi. 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar