LAPORAN KULIAH LAPANGAN
SUMATERA BARAT

DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
ILMU SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS JAMBI
2017
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah............................................................................................ 1
B.
Tujuan Kegiatan........................................................................................................ 2
C.
Manfaat Kegiatan...................................................................................................... 2
D.
Pelaksanaan................................................................................................................ 3
E.
Peserta....................................................................................................................... 3
BAB
II HASIL OBSERVASI............................................................................................. 4
A. Tambang Batu Bara Sawahlunto (Lubang
Mbah Soero)......................................... 4
B. Makam M.Yamin..................................................................................................... 6
C. Prasasti Adityawarman............................................................................................ 7
D. Istano Basa Pagaruyung........................................................................................... 10
E.
Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta................................................................... 11
F. Lobang
Japang, Bukittinggi..................................................................................... 13
G. Pelabuhan
Teluk Bayur............................................................................................ 15
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 16
A.
Kesimpulan................................................................................................................ 16
B.
Kesan......................................................................................................................... 17
C.
Saran.......................................................................................................................... 17
Lampiran
1 Foto Kegiatan.................................................................................................... 18
Lampiran
2 Jadwal Kegiatan................................................................................................. 22
Lampiran
3 Anggaran Kegiatan............................................................................................ 24
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kuliah lapangan
merupakan suatu kegiatan perkuliahan atau penelitian yang dilakukan di lapangan
(langsung pada tempat observasi) agar materi yang sedang dipelajari dapat
dikuasai secara langsung melalui penelitian. Dengan adanya kuliah lapangan, mahasiswa diharapkan
mendapat pengetahuan secara langsung mengenai objek yang akan
diteliti. Tentu saja hal ini
membantu mahasiswa untuk mendapat gambaran mengenai apa yang harus dilakukan berkaitan dengan objek penlitiannya.[1]
Program studi Ilmu Sejarah dari Fakultas Budaya Universitas Jambi
mempunyai kegiatan kuliah lapangan
kunjungan ke Sumatera Barat dalam rangka pelaksaan dua program Mata Kuliah
yakni Mata Kuliah Sejarah Maritim Indonesia dan Sejarah Asia Timur. Mata kuliah
pertama berkaitan dengan kemaritiman beserta aspek-aspek maritim seperti
perkapalan, pelayaran, dan pelabuhan, maka dirasa tepat jika pelaksaan
langsungnya dengan melakukan suatu kunjungan ke sebuah pelabuhan yang terdapat
di Sumatera Barat, tepatnya di Pelabuhan Teluk Bayur yang terletak di Kota Padang. Sedangkan Mata Kuliah
kedua berkaitan dengan bangsa Asia Timur, untuk itu kami mengunjungi salah satu
peninggalan salah satu bangsa Asia Timur yang pernah menjajah di Indonesia.
Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi dengan
berbagai sejarah yang terdapat di dalamnya. Selain itu terdapat pula dua
pelabuhan bersejarah di salah satu kota di Provinsi tersebut, tepatnya di Kota
Padang. Terlepas dari kunjungan inti ke pelabuhan Teluk Bayur, kami juga
mengunjungi berbagai situs-situs sejarah yang terdapat di Provinsi Sumatera
Barat dengan maksud untuk berinteraksi langsung dengan benda-beda sejarah dan
mempelajari sejarah yang terdapat di Tanah Minangkabau tersebut. Kami juga
melakukan kunjungan ke Gua Japang di Bukittinggi untuk melihat bagaimana salah
satu bangsa Asia Timur yang pernah menjajah Indonesia meninggalkan sebuah hasil
kebudayaan yang saat ini telah menjadi obyek wisata. Untuk kunjungan ke Goa
Japang ini berkaitang dengan Mata Kuliah kedua yaitu Sejarah Asia Timur.
B.
Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan diadakannya Kuliah
Lapangan ke Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut :
1. Untuk menyelesaikan pelaksanaan
program Mata Kuliah yakni Praktik Lapangan serta untuk menyelesaikan materi
yang terdapat di Mata Kuliah Sejarah Maritim Indonesia yang berkaitan dengan
perkapalan dan pelabuhan serta Mata Kuliah Sejarah Asia Timur yakni melihat peran
dan peninggalan salah satu Bangsa Asia Timur di Indonesia.
2. Memberikan gambaran secara langsung kepada mahasiswa mengenai pelabuhan dan proses perkapalan serta kontak langsung dengan peninggalan salah satu Bangsa Asia Timur di
Indonesia.
3. Memberikan pengetahuan dan memperkaya wawasan mengenai pengelolahan pelabuhan dan
perkapalan serta sejarah salah satu peninggalan salah satu Bangsa Asia Timur di Indonesia dan juga
situs-situs sejarah lainnya yang terdapat di Provinsi Sumatera Barat.
4. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk eksplorasi lebih lanjut
tentang pelabuhan dan berbagai situs-situs sejarah yang terdapat di Provinsi
Sumatera Barat.
C.
Manfaat Kegiatan
Manfaat dengan diadakannya kuliah lapangan ke Provinsi
Sumatera Barat adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui secara langsung mengenai pelabuhan dan proses perkapalan serta kontak langsung dengan
peninggalan salah satu
Bangsa Asia Timur di Indonesia yang berkaitan dengan mata kuliah yang
diajarkan.
2. Mempraktikkan materi yang telah diperoleh dalam kegiatan perkuliahan di kampus serta melengkapi sumber informasi yang berkaitan
dengan materi mata kuliah.
3. Dapat berinteraksi langsung dengan benda-benda bersejarah yang terdapat di
Provinsi Sumatera Barat yang memiliki hubungan dengan sejarah Jambi.
D.
Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Kamis
– Minggu, 11 - 14 Mei 2017
Waktu :
16.00 s/d Selesai
Tempat : Provinsi Sumatera Barat
E.
Peserta
Peserta kuliah lapangan ke Provinsi Sumatera Barat adalah
Mahasiswa/I Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jambi angkatan 2015
yang berjumlah 29 orang ditambah 2 Mahasiswa perbaikan nilai dan 3 orang dosen
pengampu Mata Kuliah Sejarah Maritim Indonesia dan Sejarah Asia Timur serta 1 orang dosen pendamping. Total peserta
Kuliah Lapangan ke Sumatera Barat adalah 35 orang.
BAB II
HASIL OBSERVASI
A. Tambang Batu Bara Sawahlunto (Lubang
Mbah Soero)
Memasuki Kota Sawahlunto Sumatera Barat, setelah melalui
jalanan yang penuh lika-liku plus tanjakan dan turunan tajam, maka tampaklah
Kota Tambang itu dikelilingi bukit yang menjulang tinggi. Kota ini unik, karena
geografinya seperti kuali raksasa. Sebuah kota lama terletak bak di dasar kuali
dan masih memelihara arsitektur Belanda.
Jika dari tengah kota kita melayangkan pandangan ke atas salah satu dari
puncak bukit yang hijau itu, sebuah tulisan huruf Sawahlunto dipasang di puncak
bukit. Sepintas mirip tulisan Holywood yang terpahat pada sebuah bukit di
wilayah pantai barat California di AS. Hanya saja ukuran huruf Sawahlunto
lebih kecil.
Terdapat 3 golongan yang bekerja di batubara Ombilin, yaitu
buruh harian, buruh kontrak (contractanten) dan buruh paksa (dwangerbeiders).
Buruh harian adalah buruh yang bekerja dengan upah harian. Buruh ini umumnya
berasal dari orang Minangkabau, terutama penduduk sekitar wilayah penambangan.
Buruh kontrak adalah buruh yang bekerja dengan masa kontrak 3 tahun sampai 5
tahun. Buruh kontrak ini umumnya berasal dari daerah-daerah kantong miskin di
pulau Jawa. Sedangkan buruh paksa adalah buruh yang direkrut dari berbagai
penjara di Jawa, Bali dan Makasar. Buruh paksa ini umumnya adalah para hukuman
karena berbagai persoalan di masa lalu seperti pencuri, perampok dan pembunuh
serta pemberontak.
Terowongan bekas penambangan batubara Sawahlunto sebagian
kini sudah dipugar dan dijadikan museum tambang batu bara dengan sebutan
“Lubang Tambang Mbah Suro”. Pengunjung bisa masuk ke dalamnya dan merasakan
suasana bekas lorong penambangan batu bara. Panjang terowongan ini ratusan
meter, tapi saat ini baru 186 meter yang dipugar, dibersihkan, dan diberi
blower udara untuk menambah udara serta dilengkapi kamera pengintai (CCTV). Lebar
lubang tambang ini 2 meter dengan
ketinggian 2 meter.
B.
Makam M.Yamin
Makam Muhammad Yamin
terdapat di Talawi, di tempat dimana ia dilahirkan. Kami mengunjungi Makam
M.Yamin ketika dalam perjalanan dari Sawahlunto menuju Batusangkar pada hari
Jum’at, 12 Mei 2017. Makam Muhammad Yamin berada di sebuah bangunan kayu dengan
arsitektur adat Minangkabau di tengah sebuah kompleks luas di tepi jalan besar.
Muhammad
Yamin yang dilahirkan pada 23 Agustus 1903 dan meninggal di Jakarta pada 17
Oktober 1962, adalah seorang pakar hukum, sastrawan, politikus, konseptor dasar
negara, pencetus sumpah pemuda, pemikir, ahli bahasa, penggali sejarah, orator,
dan juga pencipta la mbang Polisi Militer. Makam Muhammad Yamin berada di dalam
bangunan terbuka berbentuk gonjong beratap ijuk yang disangga dua belas buah
tiang kayu kokoh, beralaskan bilah-bilah papan.
C. Prasasti Adityawarman
Prasasti Adityawarman
adalah salah satu peninggalan bersejarah yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau.
Cagar budaya tersebut terletak di pinggir jalan lintas Batusangkar-Sumatera
Barat; yang tidak begitu jauh dari Istana Pagaruyung. Masyarakat Minangkabau
lebih mengenal prasasti Adityawarman dengan Batu Basurek. Huruf yang dipahat
pada batu prasasti adalah huruf Jawa kuno. Sedangkan bahasa yang dipakai adalah
Sangsekerta bercampur dengan sedikit bahasa Melayu kuno.
Situs ini merupakan tempat dikumpulkannya prasasti-prasasti
yang dikeluarkan Adityawarman yang ditemukan di sekitar Bukit Gombak, Kec.
Tanjung Emas, Kecamatan Pariangan, kecamatan rambatan, dan Kecamatan Lima Kaum.
Jumlah prasasti yang terdapat di kompleks ini adalah sebanyak 9 buah prasasti.
Kapan waktu temuan prasasti tersebut, sampai saat ini belum didapatkan
literatur yang membahasnya.
Prasasti-prasasti tersebut sekarang diletakkan dalam sebuah
cungkup di Nagari Pagaruyung Prasasti-prasasti yang ada di kompleks ini terdiri
dari 9 buah prasasti. Prasasti Pagaruyung I terletak paling ujung di sebelah
Selatan dalam deretan prasasti-prasasti Pagaruyung. Selanjutnya berturut-turut
ke arah Utara adalah Prasasti Pagaruyung II, III, IV,V, VI, VII, dan VIII .
Sementara prasasti yang ke IX berupa fragmen batu andesit warna abu-abu
sekarang disimpan di Ruang Koleksi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala
Batusangkar.
1. Prasati Pagaruyung I
2. Prasasti Pagaruyung II
Prasasti ini digoreskan pada sebuah batu pasir kwarsa warna
coklat kekuningan. Batu artificial ini berbentuk persegi dengan lengkung
setengah lingkaran pada bagian atas. Prasasti ini berukuran tinggi 250 cm,
lebar 116 cm, dan tebal 18 cm. bentuk batu tersebut mengingatkan seperti bentuk
sandaran pada arca. Berangka tahun 1295 Åž (1373 M).
3. Prasasti Pagaruyung III
4. Prasasti Pagaruyung IV
5.
Prasasti Pagaruyung V
Berupa fragmen batu andesit yang terdiri dari 5 baris
tulisan. Dilihat dari bentuk batunya, khususnya pada sisi atas, tampak adanya
bekas pecahan, demikian pula pada sisi bawahnya. Prasasti ini ditulis dengan
huruf dan bahasa Jawa Kuna.
6. Prasasti Pagaruyung VI
7. Prasasti Pagaruyung VII
Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu andesit warna
abu-abu berbentuk persegi pipih, artificial. Batu prasasti tersebut sekarang
dalam keadaan patah, yaitu bagian atas, sisi kiri melengkung sampai ke tengah
bidang tulisan, sehingga ada beberapa huruf yang hilang. Prasasti ini berukuran
tinggi 82 cm, lebar 50 cm, dan tebal 10 cm.
8. Prasasti Pagaruyung VIII
Prasasti ini dipahatkan pada sebuah artefak lesung batu
berbentuk empat persegi dengan sebuah lubang ditengahnya. Lesung batu tersebut
mempunyai ukuran panjang 52 cm, lebar 49 cm, dan tebal (tinggi) 30 cm. prasasti
tersebut digoreskan pada ketiga sisinya, terletak di bagian atas. Awal tulisan
dimulai pada sisi yang berbaris dua lalu dilanjutkan pada kedua sisi lainnya
dan diakhiri sisi pertama. Artefak lesung tersebut terbuat dari bahan batu
lapilin coklat keputihan. Berangka tahun 12 (mei-Juni) 1291 Åž (1369 M).
D. Istano Basa Pagaruyung
Istano Basa
yang lebih terkenal dengan nama Istana
Pagaruyung, adalah sebuah istana yang terletak di kecamatan Tanjung Emas, kota Batusangkar,
kabupaten Tanah Datar, Sumatera
Barat. Istana ini merupakan objek wisata budaya yang terkenal di
Sumatera Barat. Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika
dari yang asli. Istano Basa asli terletak di atas bukit Batu Patah dan terbakar
habis pada sebuah kerusuhan berdarah pada tahun 1804. Istana tersebut
kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar tahun 1966.
Pada tanggal 27 Februari
2007, Istano
Basa mengalami kebakaran hebat akibat petir yang menyambar di
puncak istana. Akibatnya, bangunan tiga tingkat ini hangus terbakar. Ikut
terbakar juga sebagian dokumen, serta kain-kain hiasan.. Diperkirakan hanya
sekitar 15 persen barang-barang berharga yang selamat. Barang-barang yang lolos
dari kebakaran tersebut sekarang disimpan di Balai Benda Purbakala Kabupaten
Tanah Datar. Harta pusaka Kerajaan Pagaruyung sendiri disimpan di Istano Silinduang Bulan, 2 kilometer dari
Istano Basa.
Bangunannya berbentuk sebuah rumah panggung berukuran besar
dengan atap gonjong yang menjadi ciri khas dari arsitektur tradisional
Minangkabau. Rumah panggung besar ini bertingkat tiga, dengan 72 tonggak yang
menjadi penyangga utamanya. Terdapat 11 gonjong atau pucuk atap yang menghias
bagian atas dari bangunan ini. Seluruh dinding bangunan ini dihiasi oleh
ornamen ukiran berwarna-warni yang secara total terdiri dari 58 jenis motif
yang berbeda.
Sebagai sebuah istana kerajaan, masing-masing tingkat dalam
bangunan ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Tingkat paling bawah merupakan
tempat aktivitas utama pemerintahan berupa sebuah ruang besar yang melebar
dengan area khusus sebagai singgasana raja di bagian tengahnya. Di sisi kiri
dan kanan ruangan terdapat sebuah ruangan kamar. Di bagian belakang singgasana
terdapat tujuh buah kamar sebagai tempat bagi para putri raja yang telah
menikah.
Tingkat kedua dari bangunan merupakan ruang aktivitas bagi
para putri raja yang belum menikah. besarnya ruangan ini sama dengan besar
ruangan utama di bawahnya. Ruangan yang teratas merupakan tempat raja dan
permaisurinya bersantai sambil melihat kondisi di sekitar istana. Ruangan ini
disebut anjung peranginan, yang posisinya terletak tepat dibawah atap gonjong
yang berada di tengah bangunan atau disebut juga gonjong mahligai. Di ruangan
ini terdapat sejumlah koleksi senjata pusaka asli kerajaan yang masih tersisa,
diantaranya tombak, pedang, dan senapan peninggalan Belanda.
E. Museum
Rumah Kelahiran Bung Hatta
Rumah Kelahiran Bung Hatta ini memang rumah neneknya. Di sana
ada kamar Mamak Idris, ada kamar bujang, ruang baca, serta perabotan rumah yang
kebanyakan asli. Beberapa benda peninggalan keluarga juga disimpan di rumah
ini, seperti mesin jahit tua milik neneknya. Perabotan kayu Rumah Kelahiran
Bung Hatta Bukittinggi yang dibuat dari kayu surian, sejenis kayu Jati di Jawa,
semuanya masih asli, demikian juga lampu dan karpet. Hanya tikar yang telah
diganti baru, namun disamakan jenis dan bentuk aslinya. Ada sumur lama yang
ditutup dengan papan. Aslinya sumur ini berada di belakang rumah, dekat dapur. Koleksi
menarik lainnya adalah “bugi” atau sejenis bendi yang dahulu sering digunakan
Bung Hatta pergi ke sekolah sewaktu kecil, yang disimpan di bagian belakang
rumah, di dekat istal kuda yang kini kosong. Jika tidak naik bendi, dengan
diantar kusir, beliau biasanya naik sepeda untuk pergi ke sekolah.
Di kamar di lantai atas inilah Bung Hatta dilahirkan pada 12
Agustus 1902, dari pasangan H. Muhammad Djamil dan Saleha, dan merupakan
keturunan kedua dari Syech Adurrachman, atau Syech Batuhampar. Di dalam Rumah
Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi ada pula dipasang bagan silsilah keluarga,
baik dari pihak Ibu maupun pihak ayah Bung Hatta
Ada dokumentasi foto saat ia berumur 10 tahun, duduk di atas
bendi ditemani seorang kusir. Mereka berada di depan rumah, siap berangkat ke
sekolah. Koleksi lain adalah sebuah ceret peninggalan neneknya yang disimpan di
meja dekat dapur. Tutup ceret ini telah lama hilang. Ruangan lantai dua Rumah
Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi dengan lampu gantung antik, dimana terdapat
kamar Pak Gaek yang adalah kakek Bung Hatta, dan kamar dimana Bung Hatta
dilahirkan, serta meja makan keluarga yang masih asli. Lukisan foto bung Hatta
dalam ukuran besar dengan wajah tersenyum tampak menempel pada dinding ruangan.
Sewaktu renovasi, bangunan ini dimundurkan, sehingga sumurnya
kemudian berada di dalam rumah. Umur sumur ini lebih tua dari rumah yang
pertama kali dibuat pada 1860. Di belakang rumah ada Lumbung Padi Aminah, dam
lumbung Saleh paman Bung Hatta. Di depan lumbung padi ini terdapat lesung batu.
F.
Lobang Japang, Bukittinggi
Lubang Jepang
Bukittinggi (sering disebut Lobang
Jepang) adalah salah satu objek wisata
sejarah yang ada di Kota Bukittinggi, Sumatera
Barat, Indonesia. Lubang Jepang merupakan sebuah terowongan (bunker)
perlindungan yang dibangun tentara pendudukan Jepang sekitar
tahun 1942
untuk kepentingan pertahanan. Lubang Jepang mulai dikelola menjadi objek wisata
sejarah pada tahun 1984,
oleh pemerintah kota Bukittinggi. Beberapa pintu masuk ke Lubang Jepang ini
diantaranya terletak pada kawasan Ngarai Sianok,
Taman Panorama, di samping Istana Bung
Hatta dan di Kebun Binatang Bukittinggi. Lobang Jepang
sendiri berada di Taman Panorama yang berada di Kota Bukittinggi, Sumatera
Barat. Jaraknya tidak terlalu jauh dari Jam Gadang yang berada di pusat kota.
Jika jalan kaki hanya membutuhkan waktu kurang dari 15 menit.
Menurut tour guide di Lobang Japang, lubang tersebut di buat
atas instruksi Letjen Moritake Tanabe Panglima Divisi ke 25 Angkatan Darat
Balatentara Jepang. Lubang perlindungan tersebut, konon mampu menahan letusan
bom seberat 500 kg. Konstruksi lubang ini dikerjakan sejak Maret 1944 dan
selesai pada awal Juni 1944 dengan total pembuatan selama kurang lebih 3 tahun
dengan kedalaman mencapai 49 meter di bawah permukaan tanah. Untuk membangun
lubang ini, Jepang mempekerjakan secara paksa orang-orang yang berasal dari
Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Tidak ada orang Bukittinggi yang mengerjakan
lubang ini untuk menjaga kerahasiaan. Orang sini malah dikirim ke wilayah lain
seperti Bandung dan Pulau Biak.
Masih menurut tour goude, Lobang Jepang di Bukittinggi
merupakan salah satu lubang yang terpanjang di Asia mencapai lebih dari 6
kilometer dan beberapa tembus di sekitar kawasan Ngarai Sianok, Jam gadang yang
terletak di samping Istana Bung Hatta, dan juga di Benteng Fort De Kock yang
masuk di wilayah Kebun Binatang Bukittinggi. Saat ditemukan pertama kali pada
awal tahun 1950, pintu Lobang Jepang hanya 20 cm dengan kedalaman 64 meter.
Lalu setelah dikelola dan dibuka secara umum oleh pemerintahan setempat pada
tahun 1984, mulut lubang tersebut dibuat lebih nyaman untuk dilalui. Sayangnya
dinding telah ditutup semen dan di bagian dalam juga banyak divariasikan untuk
memasang panel listrik sehingga kehilangan bentuk aslinya.
Pada saat gempa pun, Lobang Jepang tersebut terbukti kuat. Saat
terjadi gempa beberapa waktu yang lalu hanya lapisan semen yang rontok,
sedangkan kontur dindingnya tetap utuh. Saat belum dibuka untuk umum,
masyarakat banyak menemukan tengkorak dan alat untuk membangun seperti cangkul.
Termasuk juga peralatan makanan yang terbuat dari batok kelapa dan bambu.
G.
Pelabuhan Teluk Bayur
Pelabuhan yang
terletak di Jl.Semarang No.3 Teluk Bayur, Padang 25217 adalah salah satu
pelabuhan yang terdapat di Kota Padang, provinsi Sumatera
Barat, Indonesia. Pelabuhan Teluk Bayur sebelumnya bernama Emmahaven yang dibangun sejak zaman
kolonial Belanda
antara tahun 1888 sampai 1893. Pelabuhan ini berfungsi sebagai pintu gerbang
antar pulau serta pintu gerbang arus keluar masuk barang ekspor-impor dari dan
ke Sumatera Barat.
Pelabuhan Teluk Bayur merupakan salah satu cabang dari PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II,
sebuah BUMN yang mengelola beberapa pelabuhan di Indonesia. Pelabuhan Teluk
Bayur saat ini telah memiliki standar prosedur pelayanan berdasarkan ISO 9002
sehingga dapat dikatakan telah menjadi Pelabuhan Kelas Satu.
Pelabuhan Teluk Bayur sendiri adalah pelabuhan tertua di
Sumatera. Dibangun sejak era kolonial Belanda mulai tahun 1888-1893, pelabuhan
ini dahulunya bernama Emma Haven. Kemudian dalam perkembangannya diubah sesuai
dengan lokasi dimana dia berada, menjadi Pelabuhan Teluk Bayur. Hingga saat
ini, Pelabuhan Teluk Bayur merupakan pelabuhan laut teramai dan terbesar yang
terletak di Pantai barat Pulau Sumatera. Pelabuhan ini ramai karena dikunjungi
oleh kapal antar Samudera dan antar pulau yang singgah di Teluk Bayur. Tak
heran jika Teluk Bayur menjadi urat nadi yang penting bagi Sumatera Barat.
PT Pelindo sebagai pengelola sudah menetapkan Pelabuhan Teluk
Bayur menjadi Pelabuhan Kelas Satu, dengan sertifikat ISO 9002. Aneka fasilitas
pun disiapkan di sini, terutama untuk industri seperti pupuk, semen batu bara
dan minyak sawit. Untuk penumpang pun disediakan area terminal penumpang seluas
1608 meter persegi. Pelabuhan Teluk Bayur menyediakan pelayanan pelabuhan dan
pelayanan lainnya antara lain kolam pelabuhan, pelayanan pandu &
tunda, fasilitas infrastruktur pelabuhan termasuk dermaga, dolphin,
& tambatan, gudang, lapangan, penanganan barang beserta perlengkapannya,
operasi penanganan petikemas, operasi penanganan bulk cargo, uilitas area darat pelabuhan,
dan properti untuk usaha-usaha lebih
produktif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kuliah lapangan yang dilaksanakan selama 4 hari dari tanggal
11 Mei 2017–14 Mei 2017 mengambil tempat di Provinsi Sumatera Barat ini
berkaitan dengan pelasanaan praktik lapangan mata kuliah Sejarah Maritim
Indonesia dan Sejarah Asia Timur. Provinsi Sumatera Barat dipilih karena
provinsi tersebut merupakan provinsi yang menyimpan berbagai peninggalan
sejarah dan terdapat sebuah pelabuhan besar yang menjadi inti kunjungan kuliah
lapangan. Pelabuhan yang dimaksud adalah pelabuhan Teluk Bayur yang terletak di
Jl.Semarang
No.3 Teluk Bayur, Padang. Kunjungan ke pelabuhan teluk bayur berkaitan dengan
materi yang terdapat di Mata Kuliah Sejarah Maritim Indonesia yaitu tentang
pelabuhan, perkapalan, dan pelayaran.
Untuk mata kuliah Sejarah Asia Timur, kami melakukan
kunjungan ke Lobang Japang. Sebuah lubang yang dibuat oleh bangsa Jepang ketika
masih menjajah Indonesia dengan memperkerjakan paksa rakyat Indonesia. Lobang
yang terdapat di Bukittinggi ini memiliki 21 lorong kecil dengan panjang
lubangnya sekitar 6 KM. Namun, untuk kebutuhan pariwisata, lubang hanya dibuka
sepanjang 1,6 KM saja. Yang menarik dari lubang ini adalah kontur dinding
lubang yang dibuat tidak merata dan berceruk. Fungsi dari cerukan tersebut
adalah agar suara dalam lubang tidak bergema.
Selain melakukan kunjungan ke Pelabuhan Teluk Bayur dan
Lobang Japang, kami juga melakukan kunjungan ke beberapa situs sejarah yang
terdapat di provinsi Sumatera Barat, diantaranya Tambang Batu Bara (Lubang Mbah
Soero) di Sawahlunto, Makam M.Yamin di Telawai, Prasasti Adityawarman, dan
Istano Basa Pagaruyung di Batu Sangkar. Kami juga melakukan kunjungan ke Museum
Rumah Kelahiran Bung Hatta di Bukittinggi.
B.
Kesan
Kuliah lapangan memberikan kesan, diantaranya: menambah
keakraban di antara dosen dengan peserta (mahasiswa/i) dan juga di antara peserta
Kuliah Lapangan itu sendiri dan memberikan pengalaman yang luar biasa bagi mahasiswa/i
yang mengikuti kuliah lapangan karena dapat berinteraksi langsung dengan objek
sejarah serta dapat melihat secara langsung berbagai peninggalan sejarah
sekaligus mencari informasi yang diperlukan.
C.
Saran
Kuliah Lapangan (kunjungan lapangan) ini sangat penting
dilakukan agar mahasiswa dapat langsung melihat berbagai hal yang berkaitan
dengan mata kuliah dan materi yang diajarkan di bangku perkuliahan. Selain itu,
dengan adanya kuliah lapangan, suasana perkuliahan semakin hidup dan materi
lebih mudah diterima mahasiswa karena dapat belajar langsung di lapangan serta
tidak terbatas pada kelas dan kampus. Kami menyadari, kuliah lapangan ini masih
banyak kekurang, karena jadwal kegiatan tidak bisa dilaksanakan secara maksimal
serta beberapa kendala di lapangan yang tidak direncanakan, untuk itu besar
harapan kami kunjungan yang akan dilaksanakan selanjutnya bisa lebih baik
dengan terlebih dahulu melakukan pra survey sehingga kunjungan bisa
dilaksanakan secara maksimal.
Lampiran
2
JADWAL
KEGIATAN
KULIAH
LAPANGAN
MAHASISWA PROGRAM STUDI
ILMU SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS JAMBI
|
HARI/TANGGAL
|
WAKTU
|
ACARA
|
Tempat
|
|
Kamis,
11 Mei 2017
|
16.00-09.00
|
Otw Jambi – Padang
|
|
|
Jum’at,
12 Mei 2017
|
09.00-10.00
|
Check-in
BPCB
Istirahat
Keperluan pribadi
Sarapan
|
BPCB
|
|
10.00-11.00
|
Otw
Batu Sangkar – Sawahlunto
|
BPCB
|
|
|
11.00-12.00
|
Lubang
Batu Bara (Lubang Tambang Mbah Soero)
|
Sawahlunto
|
|
|
12.00-13.00
|
Ishoma
|
|
|
|
13.00-14.00
|
Otw
Lubang Batu Bara (Lubang Tambang Mbah Soero) – Makam M.Yamin
|
|
|
|
14.00-15.00
|
Makam
M. Yamin
|
Talawi
|
|
|
15.00-16.00
|
Prasasti
Adityawarman
|
Batu
Sangkar
|
|
|
16.00-18.00
|
Istano
Basa Pagaruyung
|
Batu
Sangkar
|
|
|
18.00-19.30
|
Ishoma
|
|
|
|
19.30-20.00
|
Otw
BPCB
|
|
|
|
20.00-21.00
|
Istirahat
|
|
|
|
21.00-23.00
|
Diskusi
bersama (Mahasiswa, Dosen, dan Pegawai BPCB)
|
Aula
BPCB
|
|
|
23.00-05.00
|
Tidur
|
Asrama
BPCB
|
|
|
Sabtu, 13 Mei 2017
|
05.00-08.00
|
Ishoma
|
|
|
08.00-10.00
|
Otw
Batu Sangkar - Bukittinggi
|
|
|
|
10.00-11.00
|
Museum
Rumah Kelahiran Bung Hatta
|
Bukittinggi
|
|
|
11.00-12.30
|
Lobang
Japang
|
|
|
|
12.30-14.00
|
Ishoma
|
|
|
|
14.00-17.00
|
Jam
Gadang
|
Bukittinggi
|
|
|
17.00-20.30
|
Ishoma
Sekaligus
OTW BPCB
|
|
|
|
20.30-05.00
|
Istirahat
& tidur
|
Asrama
BPCB
|
|
|
Minggu, 14 Mei 2017
|
05.00-07.00
|
Ishoma
|
|
|
07.00-09.00
|
Otw
Batu sangkar – Padang
|
|
|
|
09.00-10.00
|
Air
Terjun Lembah Anai
|
Lembah
Anai
|
|
|
10.00-12.00
|
Pelabuhan
Teluk Bayur
|
Padang
|
|
|
12.00-13.00
|
Ishoma
|
|
|
|
13.00-18.00
|
Pelabuhan
Muaro Kota Padang
Jembatan
Siti Nurbaya
Taplau
(Pantai Padang)
|
Padang
|
|
|
18.00-19.00
|
Ishoma
|
|
|
|
19.00-20.00
|
Packing
|
|
|
|
20.00-…
|
Otw
Pulang ke Jambi
|
|
[1]
Laporan Kuliah Lapangan, http://iregapramuditha.blogspot.co.id/2014/07/laporan-kuliah-lapangan-herbarium.html
yang diakses pada 20 Maret 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar