Novel “Nada Tanpa Kata” bercerita mengenai seorang perempuan bernama Arista Natalia yang memiliki anak autis. Selain memiliki seorang anak yang autis, kisah hidup Arista juga tak kalah mengharukan. Diceritakan dalam novel dibagian awal bahwa Arista merupakan seorang wanita yang menjadi simpanan seorang dokter yang sudah memiliki istri hingga hamil, sebut saja namanya Bram Nataladewa. namun Bram tidak mau menikahi Arista karena tidak mau nama baik dan martabatnya tercoreng bahkan meminta Arista untuk menggugurkan kandungannya. Tapi Arista dengan tegas menolak hingga anak tersebut lahir dan diberi nama Alexander Agung. Arista berharap Alex akan menjadi orang besar, sebesar namanya.
Ketika mengetahui bahwa
Alex mengindap autisma, Arista tidak kecewa. Di novel ini kita akan menemukan
perjuangan seorang ibu tunggal yang berjuang mengasuh dan mendidik anaknya yang
autis hingga menjadi seorang yang mandiri dan berguna. Sebagai pengindap autis,
Alex memiliki kesulitas dalam berkomunikasi. Kedekatan Arista dengan Alex
menjadikan dia mengerti apa yang disampaikan Alex meski tidak diutarakan lewat
kata-kata. Beruntung bahwa dibalik autisnya, Alex ternyaa memiliki IQ yang
tinggi serta bakat fotografi. Segera Arista mendukung penuh bakat anaknya tersebut.
Kemampuan Alex dibidang
fotografi yang kemudian mempertemukan dia dengan Adelana, teman online-nya yang kemudian menjadi
istrinya. Dari Adelana, Alex memiliki anak bernama Dion. Akan tetapi pernikahan
mereka tidak berlangsung lama. Menjelang usia Dion 10 bulan, Adelena menuntut
cerai Alex dan kemudian pergi dari rumah dengan membawa Dion.
Perceraian dan
perpisahannya dengan Adelana membuat Alex terluka. Kemudian dia memutuskan
untuk pergi ke Kenya dalam rangka mengikuti lompa foto dunia. Di Kenya, Alex
bertemu dengan cinta keduanya, yakni Diani.
Latar tempat yang
disajikan novel ini berada di 2 negara, Indonesia dan Kenya. Mira W begitu apik
mengemas latar tempat di Kenya sehingga kita seperti ikut serta melihat
langsung. Ketika membaca novel ini, emosi saya sangat dibawa mengikuti alur
cerita. Sedih, haru, gembira. Beragam konflik dan masalah disajikan dalam novel
tersebut.
Menurut saya, novel yang memilki tebal 260 halaman ini merupakan novel yang cukup mengaduk emosi pembacanya. Pembaca akan dibawa melihat perjuangan Arista yang tidak mudah menyerah. Terlepas dari kesalahan masa lalu sebagai wanita simpanan, Arista digambarkan sebagai perempuan keibuan, bijak, dan tidak mudah menyerah dengan keadaan. Menjelang akhir novel kita akan ikut merasa puas ketika keinginan Arista menjadikan Alex sebagai orang besar dan berpengaruh tercapai, meski diiringi dengan rasa kehilangan yang dirasakan Arista.
Sekedar info tambahan, saya mengenal novel terbitan 2013 ini dari rekomendasi seorang teman. Saya membacanya melalui app Ipusnas. Silahkan jika ada yang ingin membacanya juga. Recommended.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar